Bagaimana Pergi Kesana

KOMPAS.com — Selama ini banyak wisatawan domestik, terutama yang berasal dari Jakarta, enggan pergi ke Raja Ampat, Papua Barat. Hal ini karena isu mahalnya penginapan yang dikelola pihak asing di sana. Padahal, dengan cara backpacker, kita bisa pergi ke Raja Ampat.
Para backpacker yang ingin pergi ke Kepulauan Raja Ampat, rajin-rajinlah membuka situs jalur pesawat Jakarta-Sorong pada waktu bukan musim liburan. Untuk menuju Sorong, Anda bisa melihat situs penerbangan Batavia Air, Wings Air, dan Express Air. Sekitar Rp 3 juta harga tiket Jakarta-Sorong pergi-pulang dengan waktu tempuh tujuh jam karena transit di Makassar sekitar dua jam.
Dari Bandara Domine Eduard Osok di Sorong, Anda bisa berjalan kaki keluar bandara. Di luar bandara akan dijumpai jalan utama menuju kota Sorong dan pelabuhannya. Di sana banyak sekali angkutan kota warna kuning menuju Pelabuhan Sorong, cukup dengan ongkos Rp 3.000.
Di pelabuhan, Anda bisa naik kapal rakyat menuju ibu kota Raja Ampat. Kapal rakyat dengan biaya Rp 120.000 per orang berlayar tiap hari sekitar pukul 14.00 WIT. Usahakan pesawat Anda datang di Sorong sebelum pukul 12.00 WIT sehingga Anda bisa istirahat dahulu menunggu kapal berangkat. Perjalanan dengan kapal rakyat dari Sorong menuju Raja Ampat perlu waktu sekitar dua jam.
Di Waisai, Pulau Waigeo, ibu kota Raja Ampat, Anda bisa mencari hotel-hotel dengan harga Rp 300.000-Rp 400.000 per malam. Untuk keperluan diving dan eksplorasi berlayar ke pulau-pulau Raja Ampat, Anda bisa menyewa perahu penduduk asli.
Di Sorong terdapat banyak hotel bagus berbintang dua dan tiga yang menyediakan makanan dengan nasi dan lauk-pauk beragam. Para wisatawan domestik yang ingin tetap menginap di Sorong karena fasilitas tersebut bisa melakukan perjalanan satu hari tanpa perlu menginap di Waisai.
Untuk melakukan hal ini, Anda perlu menyewa speedboat sekitar Rp 8 juta per hari dengan kapasitas 20 orang per kapal. Anda harus mengumpulkan 20 orang sehingga cukup patungan Rp 400 ribu per orang sudah bisa berlayar ke Raja Ampat selama 12 jam penuh pada siang hari.
Mulai pukul 07.00 WIT sampai petang Anda bisa berlayar ke empat sampai lima pulau yang berdekatan. Mulai dari Selat Dampir, Pulau Pensil, Gua Karang yang ada tengkorak makam leluhur Raja Ampat, sampai ke Resor Sorido atau langsung ke Kepulauan Wayag.  Kepulauan Wayag merupakan ikon Raja Ampat yang terdiri dari beberapa pulau kecil yang indah apabila dilihat dari atas.
Jika Anda ingin melihat suasana resor yang dikelola bule, Anda diperbolehkan mampir dan parkir di dermaganya. Anda bisa melihat keindahan pantainya yang putih bersih dan air lautnya yang sangat bening sehingga karang dan ikan bisa dilihat langsung dari dermaga.
Pulau kecil di seberang dermaga Sorido yang terhubung dengan pantai pasir putih dan laut lepas sangat indah dilihat. Pemandu dari resor akan mengantar Anda melihat suasana penginapan dan  sekitar pulau yang banyak ditumbuhi pohon pandan bali yang sudah tua dan subur.
Kami sempat mampir di salah satu resor dengan tarif Rp 2 juta per orang per kamar. Kami melihat kamarnya memang indah dengan pemandangan pantai dan laut lepas kebiruan yang bisa dilihat dari dari jendela dan pintu. Fasilitas makan, tidur, dan pemandu untuk diving diberikan bagi tamu yang menginap di resor tersebut. Kebersihan kamar dan resornya sangat terjaga. Sekali-sekali ada burung bangau laut yang berjalan di resor. Untuk menginap di resor tersebut, Anda hanya perlu mengirim e-mail dan tanda jadi. Kedatangan Anda akan disambut di Pelabuhan Sorong.
Apabila Anda menginap di Sorong, baik seafood, seperti ikan, kepiting, dan udang bakar, maupun fastfood banyak dijumpai di restoran dan warung-warung tenda di Sorong. Ikan khas Sorong adalah ikan budara. Ikan ini memiliki banyak sekali daging dan tulangnya besar sehingga jarang ada duri kecil yang bisa tersangkut di tenggorokan.
Oleh-oleh khas Sorong adalah keripik talas atau keladi, roti abon gulung dari ikan tuna, dan ikan budara bakar. Untuk suvenir, di Kampung Baru, Sorong, banyak dijumpai toko yang menjual batik khas Papua, seperti corak panah, burung cendrawasih, dan tifa. Suvernir berupa koteka dan ukir-ukiran Asmat juga dapat Anda jumpai di beberapa toko suvenir di Sorong.
Untuk malam hari di Sorong, di sepanjang Pantai Tembok banyak dijumpai warung tenda yang menjual berbagai macam seafood, ayam bakar, dan coto makassar. (Asita Suryanto)

KOMPAS.com - During this time many domestic tourists, especially those from Jakarta, reluctant to go to the Raja Ampat, West Papua. This is because the issue of expensive foreign-run inn there. In fact, by way of a backpacker, we can go to the Raja Ampat.
The backpackers who want to go to the Raja Ampat Islands, be diligent to open the site from Jakarta to Sorong flight path at a time instead of the holiday season. To get to Sorong, you can see the site flight Batavia Air, Wings Air, and Air Express. Approximately USD 3 million fares from Jakarta to Sorong go-home and takes about seven hours due to transit in Makassar about two hours.
From Airport Domine Eduard Osok in Sorong, you can walk out the airport. Outside the airport will be found the main road to the town of Sorong and its harbor. There were many public transportation to the Port of Sorong yellow color, enough with the cost of Rp 3,000.
At the port, you can ride the boat people to the capital of Raja Ampat. Ship of the people at a cost of Rp 120,000 per person per day sail around at 14.00 CEST. Keep your plane arrived at Sorong before at 12.00 CET, so you can wait for a break before leaving the ship. People traveling by boat from Sorong to Raja Ampat take about two hours.
In Waisai, Waigeo Island, the capital of Raja Ampat, you can search for hotels with price of Rp 300,000-Rp 400,000 per night. For the purposes of exploration diving and sailing to the islands of Raja Ampat, you can hire a native boat.
In Sorong there are many good two star hotel and three that provide food with rice and various side dishes. The domestic tourists who want to stay stay in Sorong because the facility can make a day trip without the need to stay in Waisai.
To do this, you need to rent a speedboat around Rp 8 million per day with a capacity of 20 persons per boat. You have to gather 20 people so it is quite venture Rp 400 thousand per person was able to sail to the Raja Ampat for 12 hours straight during the day.
Starting at 07.00 CET until evening you can sail to four to five adjacent islands. Starting from the Strait Dampir, Pencil Island, Cave of the existing Coral skeletons Raja Ampat ancestral graves, to the resort Sorido or directly to the Islands Wayag. Wayag Islands Raja Ampat is an icon that consists of several small islands are beautiful when viewed from above.
If you want to see a resort setting that managed Caucasians, you are allowed to stop and park at the pier. You can see the beautiful white beaches and clean sea water is very clear so that the corals and fish can be seen directly from the dock.
The small island opposite the pier Sorido connected with white sand beaches and beautiful ocean views. Guide from the resort will take you to see the atmosphere of the inn and surrounding islands are a lot of bali pandanus trees that are old and fertile.
We had stopped at one of the resort with a rate of $ 2 million per person per room. We see the room is beautiful with views of beach and blue sea that can be seen from the windows and doors. Dining facilities, sleeping, and a guide for diving provided for guests staying at the resort. Cleanliness of the rooms and resort are very awake. Occasionally there are marine crane that runs at the resort. To stay at the resort, you only need to send an e-mail and sign so. Your arrival will be welcomed in the port of Sorong.
If you stay in Sorong, good seafood, such as fish, crabs, and shrimp grilled, and fast food are often found in restaurants and food stalls tent in Sorong. Typical fish is a fish budara Sorong. This fish has a lot of meat and bones of so rare a small thorns that can be stuck in the throat.
By-the typical Sorong is taro or taro chips, shredded bread rolls of tuna, and grilled fish budara. For souvenirs, in Kampung Baru, Sorong, found many shops selling typical Papuan batik, such as style arrows, birds of paradise, and drums. Suvernir form koteka and Asmat carvings also can be found in some souvenir shops in Sorong.
For the night in Sorong, along the beach wall tents are often found stalls selling various kinds of seafood, grilled chicken, and coto Makassar. (Asita Suryanto)